Peraup Laba Terbesar Sejagat Saat Krisis - Gadag World and News

Hot

Post Top Ad

Senin, 11 April 2011

Peraup Laba Terbesar Sejagat Saat Krisis

Sejumlah perusahaan berhasil mendongkrak laba mereka, meskipun sepanjang 2009 perekonomian dunia tengah melemah. Hal ini terjadi karena sejumlah perusahaan berhasil melakukan efisiensi besar-besaran.

Berikut ini llima dari 10 perusahaan dengan keuntungan terbesar versi Majalah Fortune yang dipublikasikan baru-baru ini:

1. Exxon Mobil

Keuntungan: US$19,3 miliar
Resesi telah membuat Exxon tidak lagi menjadi perusahaan terbesar di Amerika Serikat. Exxon telah dikalahkan raja ritel Wal-Mart. Namun rekor keuntungan, masih dipegang raksasa minyak ini. Catatan Fortune, setidaknya pada 2009, Exxon menghabiskan US$27 miliar untuk membiayai proyek eksplorasi mereka.

CEO Microsoft, Steve Ballmer, saat memperkenalkan Bing2. Microsoft Keuntungan: US$14,6 miliar

Meski krisis keuangan terjadi di sejumlah negara-negara besar, sejumlah perusahaan berbasis teknologi membukukan laba yang menggembirakan pada 2009. Tahun lalu Microsoft bisa meraup untung besar dari penjualan Windows 7.

Ini merupakan keberhasilan Microsoft membuktikan bahwa sistem operasi baru bisa menyokong hingga sepertiga pendapatan divisi OS. Sementara itu mesin pencari baru, Bing, memperoleh pangsa pasar setelah Google dan Yahoo.

Meski demikian, 2009 bukan perusahaan yang baik bagi Microsoft. Sebab, untuk pertama kalinya Microsoft mengalami penurunan laba hingga 17 persen.


Walmart3. Wal-MartKeuntungan: US$14,3 miliar

Wal-Mart harus menurunkan harga mulai dari TV hingga sampo untuk merayu pelanggan yang anjlok akibat resesi. Namun, karena pemotongan harga, Wal-Mart justru berhasil meraup keuntungan.

Pada laporan tahunan perusahaan 2009, CEO Wal-Mart Michael Duke menulis, "Kami punya begitu banyak yang bisa dibanggakan di Wal-Mart ketika laporan keuangan tahun lalu datang."

4. Produk-produk Procter & Gamble Procter & Gamble (P&G)
Keuntungan: US$13,4 miliar

Selama resesi di seluruh dunia, banyak pelanggan P&G beralih merek dengan yang lebih murah. Harga minyak yang melambung juga menambah beban perusahaan. Ongkos pengiriman melonjak tajam.

Namun P&G tetap bisa meraup untung. P&G membuat strategi ekstrem dengan menaikkan harga produknya, sebesar US$4 miliar. Pangsa pasar anjlok. Namun laba perusahaan mampu tumbuh 11 persen pada tahun fiskal yang dimulai Juli 2008.

Kantor pusat IBM di New York, Amerika Serikat5. International Business Machines (IBM)Keuntungan: US$13,4 miliar

Untuk belanja teknologi di salah satu tahun terburuk, Big Blue lebih cemerlang dibandingkan dengan pesaingnya. Dengan fokus pada perangkat lunak dan layanan, seperti mengelola sistem lalu lintas di Eropa, IBM meningkatkan keuntungan hingga 9 persen pada 2009. Prestasi ini memberikan keyakinan bagi investor bahwa fokus CEO Sam Palmisano telah menguntungkan.

6. Goldman Sachs Group 

Keuntungan: US$13,4 miliar

Setelah mendapat dana talangan lebih dari US$10 miliar, Goldman Sachs kembali melakukan yang terbaik: membuat uang.

Perusahaan jasa keuangan ini membukukan laba US$ 3,4 miliar pada kuartal kedua 2009. Namun, sejumlah pelaku pasar dan rakyat Amerika Serikat kecewa karena pengumuman laba ini hanya beberapa bulan setelah Goldman Sachs mendapat suntikan modal dari pajak rakyat AS pada Juni 2009.

Bagaimana pun, Goldman telah membukukan lonjakan laba hampir enam kali lipat dibandingkan 2008. Ini merupakan keuntungan dari perdagangan saham, komoditas, dan investasi.


Raksasa obat Merck7. Merck Keuntungan: US$12,9 miliar

Sebelum membeli Schering-Plough sebesar US$ 41 miliar pada 2009, Merck telah menghadapi kerugian besar, persaingan berat, dan tersandung masalah dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA).

Pada pertengahan 2009,  FDA meminta Merck menambahkan daftar gangguan efek samping pada label obat asma miliknya. Efek samping ini berupa emosi seperti kecemasan, depresi, dan keinginan bunuh diri.
Meski bukan hal mudah, raksasa obat ini pun langsung memenuhi permintaan FDA. Di luar dugaan, laba Merck justru meningkat lebih dari 50 persen pada 2009.


Kantor AT&T di Dallas, AS8. AT&T Keuntungan: US$12,5 miliar

Kontrak eksklusif AT&T untuk iPhone Apple telah mendorong pelanggan baru dan pendapatan besar dalam beberapa tahun terakhir. Tapi semua perangkat baru ini harus diuji masalah jaringan. Perusahaan telepon terbesar di AS itu harus menghabiskan lebih dari US$17 miliar untuk perbaikan sistem.

Penawaran subsidi besar pada iPhone untuk menarik pelanggan, justru berbuah negatif. Pendapatan pada 2009 merosot tajam.


Wells Fargo9. Wells Fargo Keuntungan: US$12,3 miliar

Pada puncak krisis keuangan, Wells Fargo berhasil mengakuisisi Wachovia. Hal ini kemudian dinilai sebagai langkah yang cukup berisiko, dengan membeli portofolio hipotik kredit macet.  Tetapi setahun kemudian, pengamat industri perbankan memuji langkah Wells. Wells meraup untung dalam setiap kuartal pada 2009.

Kantor Johnson & Johnson10. Johnson&Johnson Keuntungan: US$12,3 miliar

CEO Johnson&Johnson Bill Weldon menyebut, 2009 merupakan salah satu tahun tersulit dalam sejarah 124 tahun perusahaan. Pada awal tahun, raksasa peralatan medis dan barang konsumsi terbesar di dunia ini hanya membukukan penjualan US$3 miliar.
Penurunan ini seiring dengan anjloknya perekonomian di seluruh dunia. Tetapi pada kuartal keempat, penjualan meningkat di tiga bisnis utama, alat-alat medis, farmasi, dan obat-obatan. (hs)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad