Cobalah tengok kotak masuk sandek (pesan pendek/SMS) di ponsel Anda. Boleh jadi, di antara barisan pesan yang ada, terselip tiga serangkai tanda baca yang tak asing lagi: titik dua, tanda hubung, lalu tanda kurung, :-). Karakter-karakter itu, bila dibaca secara miring akan membentuk lambang wajah yang tersenyum. Ya, itulah salah satu jenis tanda emoticon, yang menjadi bumbu komunikasi di antara deretan teks yang membosankan.
Bayangkan bila tak ada emoticon. Pesan yang Anda kirim akan terasa datar. Anda bakal kesulitan menyisipkan konteks pesan, apa bermuatan serius, santai, atau malah sedang berguyon. Oleh karenanya, walaupun terlihat remeh, emoticon sangat berguna untuk kelancaran komunikasi pesan teks. Tak hanya di ponsel, melainkan juga di pesan surat elektronik (surel), atau pesan instan (Yahoo Messenger atau Google Chat) di komputer Anda.
Berasal dari kata 'emote' (emosi) dan 'icon' (ikon/lambang), emoticon adalah simbol, atau kombinasi dari simbol-simbol berbentuk teks tertulis, yang digunakan untuk menyampaikan ekspresi dari emosi penulis. Selain simbol senyum, emoticon kemudian berkembang menjadi berbagai macam varian yang mampu menggambarkan beragam mood dan ekspresi si penulis.
Ada yang melambangkan mood sedih, bingung, ketawa, terbahak-bahak, berkedip genit, dan lain sebagainya. Kalau ditelusuri ke belakang, cikal bakal emoticon telah ada, jauh sebelum ponsel dan internet lahir ke dunia. Emoticon muncul pertama kali dalam sebuah buku National Telegraph Review and Operators Guide yang diterbitkan di Amerika Serikat, April 1857.
Dalam buku panduan tersebut, terdokumentasikan simbol-simbol dalam kode morse untuk mengekspresikan 'love and kisses' dalam sebuah surat telegraf. Pada tahun 1963, seorang seniman asal Massachusetts Amerika Serikat yang bernama Harvey Ball, menciptakan wajah Smiley yang kemudian menjadi sangat terkenal. Bentuknya sangat simpel tapi lucu, berupa lingkaran berwarna kuning telur, dengan dua titik hitam yang merepresentasikan mata, dan garis lengkung ke atas menggambarkan bibir yang sedang tersenyum. Belakangan, Smiley menjadi representasi grafis dari emoticon.
Sekitar dua dasawarsa kemudian, Scott E. Fahlman, menggunakan emoticon untuk pertama kalinya, dalam sebuah pesan elektronik melalui jaringan komputer. Profesor dari Universitas Carnegie Mellon, Pittsburgh Amerika Serikat itu, pada 19 September 1982, mengusulkan sebuah penanda agar pesan online bisa disikapi serius atau sebaliknya, secara santai.
Fahlman menyarankan agar para peserta diskusi elektronik menggunakan simbol :-) sebagai tanda bagi tulisan yang bersifat banyolan. Sementara tanda :-( digunakan untuk tulisan yang harus ditanggapi secara serius. Di kemudian hari, tanda yang terakhir, digunakan sebagai simbol untuk mengungkapkan rasa kecewa.
Ternyata, usulan Fahlman menyebar cepat di kalangan yang lebih luas. Hanya dalam tempo sebulan, ia mendapat kabar dari rekan-rekannya di Universitas Stanford, bahwa mereka telah menerapkan idenya. Bahkan, para karyawan dari perusahaan Xerox telah mengembangkannya dan menciptakan emoticon-emoticon baru.
Hingga kini, emoticon digunakan secara luas. Ia jauh lebih populer ketimbang istilah singkatan semacam LOL (Laugh on Loud- tertawa terbahak-bahak) atau ROTFL (Rolling on the floor laughing – ketawa sampai berguling-guling di lantai), yang dipakai pada komunikasi berbasis teks.
Boleh jadi, ini karena secara alami, rasa percaya dan kedekatan personal akan lebih mudah timbul, dengan memperhatikan tanda-wajah lawan bicaranya. Dalam hal ini, emoticon akan lebih lancar merepresentasikan mimik lawan bicara, ketimbang teks semata.
Menurut Dacher Keltner, profesor bidang psikologi asal University of California, Berkeley, seorang bayi yang dipertunjukkan pada serangkaian pola geometris, juga akan lebih tertarik pada pola-pola yang mirip dengan wajah manusia.
Luasnya penggunaan emoticon membuatnya berkembang sesuai dengan karakter dan kondisi budaya setempat. Di Jepang, misalnya, emoticon dikenal dengan nama emoji yang bila diartikan secara harfiah dalam bahasa lokal berarti adalah karakter gambar. Emoji dan emoticon memiliki standar simbol yang berbeda.
Emoji dapat dibaca tanpa perlu memiringkan kepala. Misalnya saja, simbol (*_*) atau (T_T). Di India, emoticon /||\ banyak dipakai untuk mengekspresikan salam penghormatan khas India, namasté. Di Finlandia, juga muncul emoticon yang memakai tanda = sebagai simbol mata, dan tidak menggunakan tanda hubung (-) untuk menggambarkan hidung, seperti =) atau =(.
Menurut Dacher Keltner, profesor bidang psikologi asal University of California, Berkeley, seorang bayi yang dipertunjukkan pada serangkaian pola geometris, juga akan lebih tertarik pada pola-pola yang mirip dengan wajah manusia.
Luasnya penggunaan emoticon membuatnya berkembang sesuai dengan karakter dan kondisi budaya setempat. Di Jepang, misalnya, emoticon dikenal dengan nama emoji yang bila diartikan secara harfiah dalam bahasa lokal berarti adalah karakter gambar. Emoji dan emoticon memiliki standar simbol yang berbeda.
Emoji dapat dibaca tanpa perlu memiringkan kepala. Misalnya saja, simbol (*_*) atau (T_T). Di India, emoticon /||\ banyak dipakai untuk mengekspresikan salam penghormatan khas India, namasté. Di Finlandia, juga muncul emoticon yang memakai tanda = sebagai simbol mata, dan tidak menggunakan tanda hubung (-) untuk menggambarkan hidung, seperti =) atau =(.
Selanjutnya, penggunaan emoticon juga telah menginspirasi munculnya pengungkapan ekspresi baru melalui cara yang lebih kompleks, seperti pada emotisound dan emoticlip. Emotisound (kependekan dari kata emotion dan sound) adalah simbol ekspresi yang menggunakan suara. Saat orang menerima pesan emotisound, ia bakal mendapatkan pesan suara yang melengkapi pesan teks atau gambar.
Adapun emoticlips (kepanjangan emotion dan clips) adalah potongan video berisi ekspresi pembuatnya. Ia bisa muncul pada sebuah situs web, surat elektronik, atau melalui pesan SMS ponsel. Emoticlips sempat digunakan oleh MTV dan Paramount Home Entertainment untuk mempromosikan kemunculan program acara di MTV berjudul The Hills.
Tak hanya remaja, Emoticon juga cukup akrab di kalangan yang lebih tua. Terbukti dari survei Yahoo tahun lalu. Dari 40 ribu pemakai aplikasi pesan instan Yahoo Messenger, 52 persen di antaranya mengaku menggunakan emoticon setiap hari, dan 52 persen dari mereka berusia di atas 30 tahun. Bahkan, 40 persen dari mereka telah menggunakan emoticon sejak enam tahun yang lalu.
Setiap bulan September, emoticon merayakan sejarahnya saat pertama kali merambah ke media elektronik. Pada 19 September 2008 nanti, ia akan memasuki usianya yang ke-26. Kini emoticon telah menjelma menjadi sebuah ikon yang fungsinya tak kalah dari fungsi tanda baca sendiri.
Setiap saat, ia akan terus digunakan oleh ratusan ribu pengguna pesan instan, juga tak ketinggalan, para pemilik ponsel, yang hingga kini jumlahnya mencapai sekitar 3 miliar orang. Dengan emoticon, Anda pun tak perlu malu untuk mengungkap ekspresi yang tak terucapkan dengan bahasa verbal. Ketikkan saja simbol singkatnya lewat tombol keyboard atau keypad, dengan lekas, dari ujung jari.
Trivia: |
1. Seniman lepas asal Worcester Massachussetts Amerika Serikat, Harvey Ball hanya butuh waktu sekitar 10 menit untuk mendesain wajah Smiley. 2. Harvey Ball hanya mendapat uang sebesar US$ 45 atau sekitar Rp 400 ribu sebagai upah menciptakan Smiley, dan ia tak pernah mematenkannya, sehingga orang lain yang justru mematenkan logo Smiley. 3. Scott Fahlman, Profesor dari Universitas Carnegie Mellon, Amerika Serikat, juga hanya berpikir sekitar 10 menit, sebelum akhirnya mengusulkan penggunaan simbol :-) dan :-( dalam diskusi online di kampusnya. 4. Usulan Fahlman dibuat dalam diskusi online dengan topik tentang batasan humor online. Diskusi tersebut dipicu oleh kejadian lucu, saat sebuah banyolan tentang lift kampus di bulettin elektronik, ditanggapi secara serius oleh salah seorang peserta diskusi. Lelucon itu dikira sebagai tulisan peringatan untuk keselamatan kerja. 5. Pesan Fahlman yang berisi emoticon pertama di media digital, sempat hilang karena Fahlman tak menyimpannya. Pesan tersebut baru ditemukan kembali pada September 2002, oleh Jeff Baird, dari tape backup (cadangan) lawas, milik Carnegie Mellon University, sebagai bukti yang memperkuat klaim Scott Fahlman. 6. Emoticon banyak digunakan oleh pria yang memiliki kesulitan untuk menyampaikan terminologi khusus, seperti “cinta”, atau menunjukkan rasa ketertarikan secara lebih efektif, misalnya dengan emoticon bunga (@>-->--) atau semacamnya. 7. Sebuah kawah selebar 230 km yang berada di daerah Argyre Planitia, Planet Mars, memiliki bentuk yang sangat mirip dengan wajah Smiley. 8. Pada tahun 2006, ilmuwan dari California Institute of Technology bernama Paul Rothemund berhasil membuat Smiley berukuran mikrometer (sepersejutaan meter) dari untaian DNA virus. 9. Selain 54 macam emoticon yang daftarnya ditampilkan dalam aplikasi Yahoo Messenger, Yahoo juga menyediakan 36 jenis emoticon yang tidak banyak diketahui orang, yang dinamakan Hidden Emoticons. 10. Berbagai tokoh atau karakter terkenal juga diabadikan ke dalam bentuk emoticon, misalnya: Ronald Reagan: 7:^] Homer Simpson: ~(_8^(I) ZZ Top: B-)==> |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar